Selamat berbelanja, Shopper!
Batik Tulis Giriloyo & Yang Khas Dari Imogiri Bantul
Alhamdulillah aku dikaruniai nama dari kedua orang tuaku ERNI PURNAWATI, aku dilahirkan di Bantul 28 Februari 1983, nama dagangku ernibatik. Aku anak terakhir dari tiga bersaudara aku dibesarkan dari lingkungan desa. Bapaku adalah seorang abdidalem kraton mataram, Ibuku seorang buruh batik.kami keluarga batik yang mempunyai keahlian turun menurun dari nenek moyang kami. Mayoritas mata pecaharian bagi perempuan di desa kami adalah buruh batik bagi juragan di kota.
Pekerjaan batik adalah pekerjan utama kaum perempuan di desa kami. Begitu juga dengan aku, aku sejak kelas 6 SD sudah diajarai dan digembleng dengan hal batik. Menginjak remaja aku pun diwajibkan harus membantu ibuku untuk mengerjakan batik selepas pulang sekolah. Mau tidak mau harus aku kerjaakan juga agar aku mendapatkan uang saku keesokan harinya. wah Kalau aku alpa tidak membantu ibu maka apes sudah alias aku tidak ada uang saku sekolah.. nasiiiibbb
Tapi ya begitulah memang sejak dulu semua anak perempuan sejak kecil sudah ditatar untuk membantu membatik oleh sang ibu. Setelah aku pikir – pikir ternyata ada benarnya juga kenapa dahulu setiap ibu “ngoyak – oyak “ anak perempuannya untuk mengerjakan batik. Ternyata selain menurunkan keahlian dan kelihaian membatik kepada penerusnya juga ada tujuan factor ekomomi juga yaitu mempersiapakn anak perempuan kelak kalau sudah dewasa bisa membntu mengerjakan batik sehingga bisa menopang ekonomi keluarga saat itu…..Dasar motif emak sekali mengayuh dayung dua tiga pulau terlampaui,. Bravo deh untuk emak emak jaman dulu yang pantang menyerah mengajari ank perempuannya tentang batik.
Hal itu saya lakukan tiap hari membantu mengerjakan batik sampai aku dibangku kuliah. Terkadang dulu setiap mengerjakan batik aku merasa jengkel dan nyebahi. Betapa tidak ?? bekerja kok diam duduk tanpa ekspresi bau asap pula, beuhhhh komplit sudah penderitaannya.. karena jaman dulu membatik masih menggunakan tungku kayu bakar . sudah bisa bayangin tho ya ……..kalau mbatik pakai kayu bakar asapnya dan debu abunya belum lagi asap kalau kena mata pedihnya minta ampun. Aku sempat seoalah dendam aku tidak mau pekerjaanku kelak hanya sebagai buruh batik, yang mendapatkan upah borongan.yang kalau tidak mengerjakan batik secara halus dan cepat tidak mendapatkan hasil yang wah. Setelah lulus SMA aku harus bisa kuliah entah bagaimana caraya yang penting aku kuliah dan kelak mendapatkan pekerjaan yang layak selain membatik. Waktu itu keluargaku mendukungku untuk kuliah, aku merasa seneng dan bangga, waktu itu aku kuliah mengambil kuliah jurusan D3 Manajemen di PTS Swasta. Setelah selesai kuliah aku melamar kerja di sebuah perusahaan dan aku ditrima kerja, saat itu aku bangganya luar biasa karena merasa terbebas dari belenggu pekerjaan batik bau asap..good by bekerja batik batinku dengan agak congkak. Waktu itu tahun 2004 aku melamar kerja di perusahaan dan saat itu pula aku dilamar sang lelaki idaman pula. Wwah berasa sempurna saat itu. Setelah berjalan kurang lebih 1 tahun aku bekerja di perusahan aku memtuskan resign karena pas hamil muda yang agak manja hamilnya. Maka aku putuskan resign saja karena aturan di PT menurutku tidak memberi toleransi kepada karyawan yang hamil. Sebelum resign aku juga berpikir panjang kalau aku resign setlah itu mau kerja apa? Mau gak mau ya kembali bekerja sebagai pembatik. Hehhh pasti ketemu asap dan bau lilin lagi.tapi ya bagaimana lagi itu pilihan terkahir. Tp dalam pikirku juga berpikir cerdas ah bekerja sebagai pembatik itu merdeka tanpa diatur macam – mcam, jam kerja tidak pakem bisa menyesuiakan waktu tergantung mau kapan mengerjakannya. Saat itu awal tahun 2006 aku berniat dan memilih membatik sebagai pekerjaan. Gempa bumi mei 2006 tidak mutlak meluluh lantahkan rumah dan bangunan, tetapi ada hikmah sisi lain yang patut disyukuri. Saat itu desa kami luluh lantah akibat gempa, perekonomian mandeg total, sehingga banyak LSM yang masuk dengan tujuan Recovery gempa di desa kami.saat itu ada LSM dari dompet duafa yang merecovery gempa, dan LSM tersebut tertarik untuk pemberdayaan para perempuan di desa kami.sejak saat itu 5 februar 2017 kami dibuatkan wadah kelompok batik, paguyuban batik sebagai wadah bagi para pembatik sebagai tempat meproduksi batik sampai ke penjualan batik.
Sejak saat itulah ada pergeseran pola pikir dari yang awalnya sebagai buruh batik menjadi jiwa wirausaha. Begitupun dengan saya. Sejak saat batik diakui dunia pangsa pasar batik tulis terangkat, shingga secara tidak langsung dapat meningkatkan tambahan ekonomi keluarga.
Bertolak dari itu saya makain mantap untuk menekuni dan melestarikan batik tulis. Kami memproduksi batik, menjual batik tulis dan menyediakan edukasi batik dengan bermodal ketrampilan turun temurun / otodidak dan minim ilmu ttg seni batik. Alhamdulillah sampai sekarang saya bisa enjoy mengembangkan batik tulis sekaligus sebagai penjaga budaya adiluhung bangsa.
Tunggu apa lagi monggo gabung dengan kami, mengenal kami, belajar batik bersama kami, hanya membutuhkan durasi kurang lebih 3 jam anda dapat mewujudkan karya dan mengaasah imajinasi yag dituangkan dalam batik tulis..monggo pinarak…..gabung dengan kami belajar batik pada ruhnya..
*Pemesanan dapat langsung menghubungi kontak di bawah ini:
*Pemesanan dapat langsung menghubungi kontak di bawah ini:
*Pemesanan dapat langsung menghubungi kontak di bawah ini: